Selasa, 25 November 2014

CERPEN


Selasa, 25 November 2014

Cerpen / cerita pendek (short story) adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek.

Unsur (Intrinsik) dalam Cerpen  :
1. Tema
Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.

Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya.
Secara tradisional, tema itu bisa dijelaskan dengan kalimat sederhana, seperti: 1. Kejahatan pada akhirnya akan dikalahkan oleh kebaikan. 2. Persahabatan sejati adalah setia dalam suka dan duka. 3. Cinta adalah energi kehidupan, karena itu cinta dapat mengatasi segala kesulitan. Dan lain sebagainya.
Cerpen yang baik dan besar biasanya menyajikan berbagai persoalan yang kompleks. Namun, selalu punya pusat tema, yaitu pokok masalah yang mendominasi masalah lainnya dalam cerita itu. Misalnya cerpen “Salju Kapas Putih” karya Satyagraha Hoerip. Cerpen ini melukiskan pengalaman “aku” di negeri asing dengan baik sekali, tetapi secara tajam cerpen ini menyorot masalah moral. Tokoh “aku” dapat bertahan dari godaan berbuat serong karena pertimbangan moral.
2. Alur atau Plot
Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu. Banyak anggapan keliru mengenai plot. Sementara orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalam pengertian umum, plot adalah suatu permufakatan atau rancangan rahasia guna mencapai tujuan tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot.
Atau, secara lebih gamblang plot adalah –menurut Aswendo Atmowiloto- sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.
Semua peristiwa yang terjadi di dalam cerita pendek harus berdasarkan hukum sebab-akibat, sehingga plot jelas tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan semua peristiwa. Sehingga Jakob Sumardjo dalam Seluk-beluk Cerita Pendek menjelaskan tentang plot dengan mengatakan, “Contoh populer menerangkan arti plot adalah begini: Raja mati. Itu disebut jalan cerita. Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot.”
Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya: cerpen-cerpen Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris, cerpen-cerpen Trisnoyuwono yang terkumpul dalam Laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpen Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.
  2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam, cerpen-cerpen Danarto dalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis menggunakan plot berbisik.
  3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Contoh: cerpen Krawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Mati karya R. Siyaranamual, dan cerpen Putu Wijaya berjudul Topeng bisa dimasukkan di sini.
Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan cempuran keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya:
  1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan.
  2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh Godlobnya Danarto.
  3. Campuran keduanya.
3. Penokohan
Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.
Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui:
  1. Tindakan, ucapan dan pikirannya
  2. Tempat tokoh tersebut berada
  3. Benda-benda di sekitar tokoh
  4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya
  5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang
4. Latar atau Setting
Yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan teman dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot. Cerpen saya, Bayi-bayi Tertawa yang mengambil setting khas Palestina, dengan watak, budaya, emosi, kondisi geografi yang sangat khas Palestina tentu akan menjadi lucu jika settingnya dipindah di Ponorogo. Jelas bahwa setting akan sangat menentukan watak dan karakter tokoh.
5. Sudut Pandangan Tokoh
Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adlaah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.
Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah:
  1. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut pandang “aku” atau “saya”. Di sini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya”nya.
  2. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul” misalnya.
  3. Sudut pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam “Sekelumit Nyanyian Sunda” Nasjah Djamin sangat baik menggunakan teknik ini.
  4. Sudut pandangan yang berkuasa. Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga ini lebih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui.

Struktur isi Cerpen :
1.      Judul
2.      Pengenalan Tokoh
3.      Komplikasi (Penyebab Konflik)
4.      Konflik
5.      Penyelesaian
6.      Amanat

Ciri ciri Cerpen      :
·                 Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
·                  Terdiri  kurang dari 10.000 kata.
·  Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
·  Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
·  Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja.
·  Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
·   Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat. 
·  Sanggup  meninggalkan  kesan  mendalam  dan  mampu  meninggalkan  efek pada perasaan pembaca.
·  Menceritrakan  satu  kejadian,  dari  terjadinya  perkembangan  jiwa  dan  krisis,tetapi  tidak  sampai    menimbulkan  perubahan  nasib.
·  Beralur tunggal dan lurus.
·  Penokohannya  sangat  sederhana,  singkat,  dan  tidak  mendalam.

Contoh Cerpen :
Cinta Beda Agama
Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, memiliki, memenuhi, dan pengertian. Disini saya akan berbagi cerita kisah cinta masa lalu saya yang berpacaran dengan seseorang yang berbeda agama. Kisah ini terjadi ketika saya masih duduk di bangku SMK, sekitar 3 tahun yang lalu. Perkenalan saya dengannya memang lucu,unik, yaitu sebuah perkenalan melalui handpone dan dia meminta nomer saya ke mantan saya. Saya sering SMS-an dengannya. Suatu ketika saya bertanya, “kamu beragama apa ?”. lalu dia menjawab, “aku beragama Kristen dan keturunan cina”. Tidak ada yang di permasalahkan berteman dengan orang yang berbeda agama. Ya lagi pula hanya berteman saja. Singkat cerita. Dia menyatakan cinta kepada saya, itu juga melalui SMS. Gubbrrraaaakk….!. Haduh serba lewat SMS.
 Saya berpikir sejenak, jika saya berpacaran dengan dia, pasti tidak di restui sama orang tua. Ya sudah diam-diam saja. Hahaha bandel ya !. Kemudian saya membalas cintanya. Akhirnya kami pun berpacaran. Beberapa bulan hubungan kami berjalan mulus. Akhirnya dia mengajak ketemuan. Saya tidak tau tepatnya di hari apa, tanggal berapa, dan bulan apa kita pertama kali bertemu. Saya lupa soalnya. hehehe.. maaf ya. Dalam diam saya berpikir. Alasan apa yang saya katakan ketika meminta izin keluar sebentar untuk bertemu dia ? itu mah gambang, berbohong dikit tidak apa-apa. Akhirnya kami dapat bertemu juga, didepan pintu gerbang kolam renang Marakash. Saya sendiri membawa motor dan dia boncengan dengan temannya. Sungguh pertemuan ini sangat singkat.
Saya berharap kita masih biasa bertemu di lain waktu. Dan kini waktu kian berlalu, aku dengannya semakin dekat, saling berbagi perhatian, saling memberi semangat, saling percaya satu sama lain, dan pastinya menjaga suatu komitmen kita bersama. Saya mulai rindu, jika lama tak bertemu, saya mulai gelisah bila dia tidak SMS. Semakin lama rasa rindu ini semakin membukit, rasa ini sungguh sulit untuk ditahan. Saya hanya ingin bertemu dengannya.
Hari ini, hari sabtu. Hari ini dia dan mantan ku, mengajak jalan. Nah kebetulan saya sekolah masuk siang. Sebelum berangkat ke sekolah, saya sempatin untuk jalan bersama kekasih dan mantan. Ditengah perjalanan dia bertanya, “kamu mau makan atau tidak ?” dan saya menjawab, “iya, aku mah seterah kamu saja”. Kami pun makan di KFC Harapan Indah Bekasi. Setelah selesai makan, dia menghantarkan saya pulang. Sesampainya di rumah, saya berkemas untuk berangkat ke sekolah. Oh iya, saya belum mengenalkan nama kekasih saya. Nama kekasih saya yaitu martin, dia seumuran dengan ku dan dia bersekolah di STM Strada Rajawali. Martin tinggal di Kemayoran-Jakarta.
Kita berpacaran jarak jauh, kalau kata anak zaman sekarang “LDR”. Maka dari itu kalau kita mempunyai waktu luang, kita gunakan untuk jalan berdua, jalan bareng mantan dan mantan mengajak pacarnya juga, main bareng sahabat-sahabat ku, dan terkadang kita berkunjung ke rumah temen SD saya. Suatu ketika saat saya dan martin ke rumah temen SD saya yang di daerah Kranji. Saya diberi boneka dolpin dan sepasang kalung love. Karena dia pernah berjanji mau membelikan saya boneka dolpin dan sepasang kalung love. Dalam hati, ku berkata “owh so sweet..”. Betapa senangnya saya. “Martin terimakasih ya”, ucap ku ke martin. Dan martin menjawab, “iya sama-sama”. Hubungan saya dengannya sudah menginjak empat bulan. Rasa sayang untuk martin semakin bertambah. Saya merasakan sebuah kenyamanan, arti dari cinta, arti ketulusan, dan arti kesetiaan. Yang belu pernah saya rasakan dari mantan kekasih yang terdahulu. Dia berbeda tidak seperti mantan saya yang lain. Dia rela berkorban demi orang yang ia cintai. Karena keseringan jalan, mamah akhrinya mengetahui kalau saya dan martin pacaran. Reaksi mamah awalnya biasa saja, lama-kelamaan mamah menentang saya berpacaran dengannya. Saya tidak memperdulikan larangan mamah. Saya tetap berpacaran dengan martin.
Teman dan sahabat setuju dengan hubungan ku dan dia, tetapi tidak dengan orang tua ku. Sampai-sampai saya di marahin habis-habisan. Mau tidak mau hubungan ku dengan martin berakhir. Saat aku sedang tidur, Handpone saya diambil tanpa izin oleh orang tua. Setelah bangun tidur saya mencari handpone saya, ternyata tidak ada. Ya alloh sedih sekali, sudah putus, handpone disita pula. Beberapa hari handpone disita. Akhirnya dikembalikan juga. Tepat di hari ultah martin yaitu tanggal 14 Mei 2012, saya dan sahabat saya diteraktir makan bakso. Setelah itu saya tidak bertemu dengan dirinya. Beberapa bulan putus darinya, saya menjalin hubungan dengan teman sahabat saya. Kisah cinta ku dengan arief tidak seindah kisah cinta ku dengan martin. Arief kebanyakkan berbohong. Saya tidak nyaman berpacaran dengan dia. Tanggal 27 Oktober 2013 saya putus dari arief. Tanpa di duga-duga, ada suatu waktu dimana hati dan pikiran saya tertuju sama kenangan bersama martin. Jujur saya masih teramat sayang sama dia. Dari sekian lama tidak kontek-kontekkan, akhirnya saya bisa kontek-kontekkan kembali.
Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Waktu demi waktu berlalu. Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Saya dan martin balikan, Tepat 1 tahun di hari jadi hubungan ku dengannya. Andai hubungan ini tidak ditentang oleh orang tua ku, pasti hubungan ini tidak akan putus-nyambung seperti ini. Lama-lama saya merasakan sikap dan sifat martin berbubah tidak seperti biasanya. Dia sekarang jarang memberi kabar. Saya pikir dia sudah memiliki kekasih yang baru, Entah darimana pikiran itu bisa datang dipikiran saya. Lalu buat apa berpacaran tanpa adanya kabar ?. saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Saya dan martin kini menjalani hidupnya masing-masing sampai saat ini.
(Karangan : Meilisa Malihah Utami)
SUMBER : http://akbarfaurazi.blogspot.com/2014/08/cerpen-pengertian-unsur-struktur-isi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar