Perilaku Konsumen :
Istilah
konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu: konsumen individu
dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk
digunakan sendiri. Misalnya membeli pakaian, makanan dan sebagainya. Konsumen
organisasi antara lain adalah organisasi bisnis, kantor pemerintah, lembaga sosial,
dan lembaga lain seperti rumah sakit dan sekolah (Sumarwan, 2004).
Menurut
Mowen dan Minor (2001): “Perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian
(buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman dan ide-ide”.
Setiadi
(2003) menyatakan bahwa : “Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini”.
Swastha
dan Handoko (1987) berpendapat bahwa : “Perilaku konsumen adalah
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
Model
Perilaku Konsumen :
1)
Model Henry
Assael, memfokuskan pada perilaku pembuatan keputusan pembelian konsumen berdasarkan
pengaruh-pengaruh individu, lingkungan dan stimuli pemasaran. Dalam penelitian
ini, akan coba digali tentang model perilaku konsumen Henry Assael, yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan yang didasarkan pada aspek-aspek
individu konsumen, aspek lingkungan dan stimulus pemasaran, terhadap laptop
yang dibeli oleh konsumen.
2) Model Kotler (Terjemahan, 2001:195), perilaku membeli konsumen atau consumer buyying behaviour merujuk pada perilaku membeli yang dilakukan oleh konsumen akhir atau individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi secara pribadi. Kotler (Terjemahan, 2001: 219) menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe perilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek, yaitu :
3) Model Howard-Sheth, model ini berisi empat elemen pokok, yaitu:
2) Model Kotler (Terjemahan, 2001:195), perilaku membeli konsumen atau consumer buyying behaviour merujuk pada perilaku membeli yang dilakukan oleh konsumen akhir atau individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi secara pribadi. Kotler (Terjemahan, 2001: 219) menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe perilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek, yaitu :
a) Perilaku Membeli yang
Kompleks.
b) Perilaku Membeli yang
Mengurangi Ketidakcocokan.
c) Perilaku Membeli karena
Kebiasaan.
d) Perilaku Membeli yang Mencari Varian.
d) Perilaku Membeli yang Mencari Varian.
3) Model Howard-Sheth, model ini berisi empat elemen pokok, yaitu:
a.
Input
(ransangan/stimuli).
b.
Susunan
hipotesis (hypothetical construk).
c.
Output
(respon variables).
d.
Variable-variabel
exsogen (exogenous variables).
4)
Model Engel,
Kollat dan Blackwell, model ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seseorang
melakukan pembelian, mulai timbulnya kebutuhan sampai akhir pembelian yaitu
penilaian setelah pembelian. Model ini didasarkan pada proses pengambilan
keputusan konsumen.
5)
Model
Nicosia, didasarkan pada teknik gambar aliran proses komputer dengan umpan
baliknya. Nicosia mengidentifikasi empat komponen dasar pada model perilaku
konsumen.
6)
Model
Andarieasen, dibangun dari konsepsi-konsepsi tentang formasi sikap dan
perubahannya dalam psikologi sosial. Kunci perubahan sikap ditetntukan oleh
berbagai macam jenis informasi. Model ini menjelaskan seluruh proses dari
rangsangan-rangsangan sampai dengan hasilnya yang berupa perilaku, semua itu
terkandung dalam siklus pemrosesan informasi yg terdiri empat tahap yaitu:
input berupa rangsangan (stimuli), pengamatan (perception) dan penyaringan,
perubahan-perubahan sifat, serta macam hasil yang mungkin terjadi.
7)
Model
Clawson, didasarkan pada teori bentuk dan teori bidang. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh hasil konflik psikologis dalam berbagai situasi. Konsumen
individu mengumpulkan valensi-valensi positif dan negatif dari suatu produk
yang hendak dibeli. Terjadinya pembelian merupakan hasil bahwa valensi-valensi
positif yg lebihh besar daripada valensi negatif. Nilai masing-msing valensi
tersebut tidak tetap dan tidak bebas dari pengaruh ruang individu. Kebutuhan
akan suatu produk timbul dan dipengaruhi oleh ruang hidup individu yaitu
tempat, waktu, dan lain-lain.
8)
Model
Hirarki Kebutuhan dari Maslow, ada lima hirarki kebutuhan ; fisiologis,
keselamatan, cinta, penghargaan. Dan aktualisasi diri. Maslow menekankan adanya
suatu hirarkhi kebutuhan, dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan dipenuhi
seterlah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi terlebih dahulu.
9)
Model Markov,
meneliti perilaku pemilihan merek suatu produk. Model ini menyebutkan bahwa
hanya pemilihan merek pada pembelian terakir yang mempengaruhi pemilihan merek
pembelian sekarang.
10) Model Perilaku Pembelian Industri, perusahaan
yang menghasilkan barang industri perlu mengetahu bagaimana perilaku pembelian
industri. Keberhasilan kegiatan pemasaran industrial sering kali tergantung
pada masalah seberapa jauh pemasar dapat memahami proses pembelian, termasuk
didalamnya adalah :
a.
identifikasi
wewenang dalam pembelian
b.
penyusunan
kriteria keputusan
c.
penyusunan
prosedur untuk evaluasi dan pemilihan supplier
Proses pembelian barang industri jauh lebih
kompleks dari pada barang konsumsi, hal ini disebabkan karena banyaknya aktor
yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian maupun sifat dari barang
industri itu sendiri yang biasanya secara teknis lelebihih kompleks.
Hubungan Model Perilaku Konsumen Dengan Suatu Usaha
:
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting
dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan mendahului dan menyusuli
tindakan ini.
Hubungan perilaku konsumen dengan suatu usaha yaitu
mempelajari proses pengambilan
keputusan konsumen dalam pembelian, kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis, untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik (misalnya menentukan kapan saat yang
tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli), membantu pembuat
keputusan membuat kebijakan public (misalnya mengetahui bahwa konsumen akan
banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat
merencanakan harga tiket transportasi dihari raya tersebut), dalam hal pemasaran sosial (penyebaran ide di antara konsumen. Dengan
memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan
ide dengan lebih cepat dan efektif. Dan juga dapat memberikan gambaran kepada
para pemasar dalam pembuatan produk, pnyesuaian harga produk, mutu produk, kemasan,
dan sebagainya agar dalam penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada
pemasar tersebut).
SUMBER
:
http://herlinaaoctaviana.blogspot.co.id/2014/01/mengapa-perusahaan-perlu-memperhatikan.html
Grand Victoria Casino, Laxley, WA 98248 - Mapyro
BalasHapusGrand Victoria Casino, 아산 출장안마 Laxley, WA 98248. Address, Laxley, WA 98248. Driving 거제 출장샵 directions, 180°S 구리 출장안마 of South Pacific Rd, Laxley, 대전광역 출장샵 WA, 부천 출장마사지 98248.