Jumat, 11 November 2022

Memahami Emosi Manusia

    Emosi adalah sebuah proses penilaian terhadap suatu situasi (Ekman, 2012: 37). Reaksi emosi bisa ditunjukkan dengan kata-kata (verbal) dan sikap atau bahasa tubuh (non verbal). Menurut KBBI, emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Bisa juga disebut keadaan fisiologis dan psikologis, seperti senang, sedih, dan takut. Emosi akan diikuti dengan memperhatikan sikap yang menyesuaikan keadaan psikologis. Misalnya, emosi bahagia saat kita lulus ujian akan ditunjukkan dengan senyum, bahkan tertawa riang.

 

A.    Wajah, Emosi, dan Perasaan

Dalam psikologi dasar emosi, dikenal istilah facial-feedback hypothsis. Istilah tersebut mengisyaratkan bahwa ekspresi wajah bisa mencerminkan emosi yang sedang dialami oleh seseorang. Wajah dapat membantu membentuk emosi.

Ada juga istilah lain yakni facial-affect program. Sejak lahir kita sudah “diprogram” untuk mengaktifkan otot-otot tertentu pada wajah ketika mengalami emosi tertentu. Misalkan, emosi bahagia secara umum diperlihatkan dengan gerakan zigomatik mayor, yaitu otot yang menaikkan sudut mulut sehingga kita tersenyum.

Jika begitu, emosi berkaitan dengan perasaan. Seperti yang telah disebut pada pengantar singkat sebelumnya, emosi adalah perasaan-perasaan yang setiap hari berlaku di kehidupan. Emosi muncul dari unsur kognitif dan psikologis yang kemudian mempengaruhi perilaku manusia.

 

B.     Perkembangan Teori Emosi

Dalam psikologi.net yang menyinggung mengenai ilmu psikologi dasar emosi disebutkan terdapat empat pandangan tentang emosi diantaranya:

1.      Teori Schachter – Singer

Emosi merupakan label terhadap perubahan fisiologis yang kita alami. Kondisi emosi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Misalkan, jantung berdebar ketika mencemaskan sesuatu hal.

2.      Teori Cannon – Bard

Perubahan fisiologis merupakan akibat dari pengalaman emosi yang pernah dialami. Misalkan, seseorang yang menangis mengingat bencana alam yang merenggut nyawa anggota keluarganya.

3.      Teori James – Lange

Emosi merupakan akibat dari perubahan fisiologis yang menghasilkan sensasi yang lebih spesifik. Sensasi itu kemudian diwujudkan sebagai suatu emosi. Misalkan, seseorang yang merasa bahagia hanya dengan bisa tertawa bersama keluarga yang dia kasihi.

4.      Perspektif Kontemporer

Pola atau hubungan akan reaksi biologis tertentu akan memunculkan emosi pada diri seseorang. Misalkan, emosi tertentu akan mengakibatkan aktifnya bagian otak tertentu. Bahagia berhubungan dengan turunnya aktivitas cerebral korteks dan sedih berhubungan dengan peningkatan aktivitas korteks.

 

C.     Fungsi Emosi

Emosi merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan psikologis manusia sehingga menimbulkan suatu sikap atau perilaku. Emosi bisa dirangsang dan diciptakan. Jika begitu mengapa manusia memiliki emosi ?

1. Mempersiapkan tindakan

Emosi mampu bertindak sebagai penghubung antara peristiwa eksternal dengan respon yang dibuat individu.

2. Membentuk perilaku di masa mendatang

Melalui emosi, manusia mampu belajar dari apa yang dialaminya. Sehingga membantu kita memberikan sikap yang tepat terhadap sebuah kondisi.

3. Membantu untuk beradaptasi di lingkungan sosial

Emosi yang diperlihatkan melalui verbal maupun non verbal merupakan “sinyal” agar individu mampu memahami individu lainnya. Meraka mampu untuk bersimpati dan berempati. Sebab, melalui pemahaman yang baik akan meningkatkan interaksi sosial yang efektif.

 

D.    Emosi Muncul Melalui Tahapan

Emosi bisa muncul dalam berbagai situasi. Ketika menghadapi kegagalan misalnya, kita akan merasakan kesedihan. Hal itu selaras dengan yang diungkapkan dalam tulisan bertajuk The Expression of the Emotions in Man and Animals, bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu mengatasi masalah. Magda Anol (dalam PsikologID, 2013: 115) menyebut jika emosi terbentuk melalui beberapa tahapan, diantaranya:

1. Persepsi (Perception)

Tahapan permulaan ketika seseorang menerima informasi atau rangsangan eksternal. Misalkan, ketika kita menonton film horror tengah malam.

2. Penilaian (Assessment)

Tahapan ini merupakan fase penilaian terhadap informasi atau rangsangan yang telah dirasakan atau dilihat. Respon yang muncul adalah apakah informasi atau rangsangan tadi menyenangkan, mengecam, atau menyedihkan. Misalkan, setelah melihat beberapa adegan seram dalam film horror aka nada perasaan yang tidak diharapkan seperti kaget.

3. Emosi (Emotion)

Tahapan emosi adalah perasaan yang timbul dari penilaian terhadap informasi atau rangsangan yang dirasakan atau dilihat oleh seseorang. Jika penilaiannya menyenangkan, maka yang muncul adalah emosi senang. Sebaliknya, jika yang dinilai negatif, maka yang muncul adalah rasa takut atau kecewa.

4. Ungkapan Tubuh (The Body Expression)

Tahapan ini akan muncul seiring dengan emosi yang sudah ditunjukkan yang berawal dari penilaian terhadap informasi atau rangsangan yang diterima seseorang. Misalkan, ketika muncul rasa kaget tatkala menyaksikan film horor maka jantung akan berdebar.

5. Tindakan (Action)

Pada tahapan ini akan muncul tingkah laku yang mengungkapkan emosi. Misalkan, perasaan kaget sekaligus takut akan disertai dengan bahasa tubuh ketakutan. Misalkan, mematikan televisi atau menutup muka untuk menghalangi mata menonton adegan yang menyeramkan, bisa juga beteriak.

 

E.     Macam-macam Emosi

Sebenarnya tidak terdapat kategorisasi umum untuk menyebut jenis-jenis emosi. Emosi mencakup keseluruhan pengalaman yang dirasakan oleh individu dari beragam latar belakang. Namun dari aktivitas keseharian, kita sering mengalami bahkan bertemu dengan orang-orang yang mengalami beragam perasaan, seperti:

1. Emosi Bahagia

Emosi bahagia bisa muncul saat situasi-situasi seperti :

a.       Tercapai tujuan yang diingkan

b.      Mendapat keuntungan secara umum, missal memperoleh hadiah atau menjadi juara kelas

c.       Persetujuan sosial dari teman, orang tua, guru, dan orang yang dinilai penting dan dihargai

d.      Mengingat hal-hal familiar

e.       Sukses dalam aktivitas baru

f.       Melihat atau mendengar sesuatu yang baru dan menyenangkan

2. Emosi Marah

Emosi marah bisa muncul saat situasi-situasi seperti:

a.       Dipaksa untuk melakukan sesuatu

b.      Merasa hina atau terhina (baik secara psikologis maupun secara verbal)

c.       Keterbatasan dan frustrasi (secara fisik maupun psikologis)

d.      Terancam, merasa dalam situasi bahaya

e.       Mengalami suatu perlakuan yang tidak biasa

f.       Terhambatnya pemenuhan kebutuhan

3. Emosi Jijik

Emosi jijik bisa muncul saat situasi-situasi seperti :

a.       Adanya sensasi yang timbul karena rasa yang tidak enak, bau busuk, serta sesuatu yang berminyak dan berlendir

b.      Melihat sesuatu atau seseorang yang kotor

c.       Perilaku yang sangat bertentangan dengan standar norma, agama, moral, dan kebiasaan

4. Emosi Terkejut

Emosi terkejut bisa muncul saat situasi-situasi seperti :

a.       Kejadian yang tidak diharapkan

b.      Sensasi yang luar biasa

5. Emosi Takut

Emosi takut bisa muncul saat situasi-situasi seperti :

a.       Hidup dalam bahaya, baik bahaya karena kejadian atau karena seseorang

b.      Terancam secara verbal maupun fisik seperti dihukum, dihina, dan dimarahi

c.       Kehilangan dukungan

d.      Diasingkan atau dijauhi teman

Sedangkan menurut Goleman (2002), terdapat delapan macam emosi yang ditunjukkan dengan pesan nonverbal yang beragam seperti :

·         Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, dan kesal hati

·         Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, dan putus asa

·         Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, perasaan takut sekali, waspada, dan tidak tenang

·         Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, dan bangga

·         Cinta : penerimaan, kepercayaan, kebaikan, hormat, bakti, dan kemesraan

·         Terkejut : terkesiap dan terpana

·         Jengkel : hina, jijik, mual, muak, dan tidak suka

·         Malu : malu hati dan kesal

 

F.      Kecerdasan Emosi

Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan. Manusia memiliki tiga potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk selain manusia, yakni potensi cipta, rasa, dan karsa. Potensi yang bersumber dari cipta adalah kecerdasan intelektual manusia (intelectual quotient). Potensi yang bersumber dari rasa adalah kecerdasan emosional (emotional quotient) dan spiritual (spiritual quotient). Sedangkan potensi yang bersumber dari karsa adalah kemauan yang kuat untuk bertahan dan menjadi lebih baik (adversity quotient).

Goleman (dalam Mochhamdan, 2005: 62) salah seorang pendiri pembelajaran collaborative di Universitas Illionis Chicago, sejak tahun 1995 menaruh perhatian pada kajian kecerdasan emosi (EQ). Menurut Goleman, kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain. EQ sangat membantu untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi. Sedangkan menurut Cooper dan Sawaf (1998) kecerdasan emosional adalah kemampuan mengindra, memahami, dan efektivitas dalam menerapkan kekuatan sumber energi, informasi, dan pengaruh.

Goleman (2002) membagi kecerdasan emosional ke dalam lima komponen antara lain kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.

1)      Kesadaran diri

Adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2)      Pengaturan diri

Adalah menguasai emosi diri sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3)      Motivasi

Yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

4)      Empati

Adalah merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang.

5)      Keterampilan Sosial

Adalah dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat membaca situasi serta jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan untuk memengaruhi dan memimpin, juga mampu menyelesaikan perselisihan hingga mampu bekerja dalam tim.

 

Setelah mengetahui tentang emosi, bagaimanapun suasana hati akan mempengaruhi emosi seseorang. Emosi bisa muncul kapan saja dalam berbagai kondisi. Ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, kita dituntut untuk “pandai” memanajemen emosi diri, bagaimana caranya ?, yaitu :

ü  Istirahat yang cukup

ü  Berupaya tenang, tarik napas panjang ketika menemui permasalahan

ü  Refresh pikiran bersama orang terdekat

ü  Hindari berbicara dengan orang lain saat mood sedang tidak baik

 

Sumber :

Ramdani, Zaka Putra. Gesture. Klaten: Jendela Penerbit, 2021.

Senin, 13 Juni 2016

Tugas Keempat SoftSkill Komunikasi Bisnis



Soal : jika kita diberikan pilihan untuk mempelajari bahasa, bahasa apakah yang kamu pelajari ? apa tujuan mempelajari bahasa tersebut baik untuk diri sendiri maupun untuk negara ? dan apa kendala dalam mempelajari bahasa tersebut ?
Jawaban :
Jika saya diberikan pilihan untuk mempelajari suatu bahasa, saya memilih belajar bahasa jepang. Kenpa saya memilih mempelajari bahasa Jepang ? karena bahasa Jepang merupakan bahasa yang memiliki keunikan tersendiri dari bahasa-bahasa yang lain, meningkatkan kepekaan dalam berbahasa, memperluas peluang di dunia kerja, orang Jepang merupakan motivator terbaik, dan orang jepang merupakan wisatawan internasional. Bahasa Jepang digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Tiongkok. Bahasa Jepang dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut. Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi. Bahasa Jepang termasuk dalam sederet bahasa asing yang banyak dipelajari di Indonesia selain bahasa Inggris, Jerman, Perancis, China (mandarin), Korea, dan masih banyak lagi lainnya. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan hanya dengan mempelajari bahasa dari suatu Negara, misalnya untuk kepentingan pendidikan, bisnis, wisata, dan hal-hal lain. Jepang dikenal sebagai Negara dengan pertumbuhan ekonomi paling pesat di Asia. Produk – produk buatan Negeri Sakura ini juga membanjiri pasar Indonesia, mulai dari setrika hingga mobil buatan Jepang, belum lagi untuk sektor lainnya. Dengan segudang kelebihan yang dimiliki oleh Jepang.
Tujuan saya mempelajari bahasa Jepang untuk peluang bisnis, yaitu kemampuan berkomunikasi dengan konsumen potensial dalam bahasa asli mereka adalah salah satu kunci terbaik untuk membangun bisnis. Orang Jepang dikenal sangat idealis akan bahasa mereka, jangan heran jika suatu saat Anda sedang berkunjung ke Jepang dan akan sangat sulit mencari orang yang mampu berbahasa asing, bahkan bahasa Inggris sekalipun. Orang Jepang juga terkenal sangat konsumtif untuk urusan barang-barang dan jasa seperti makanan, pakaian, hiburan dan perjalanan. Setiap bulannya, orang dewasa aktif di Jepang mampu mengeluarkan uang sebanyak 4,7 juta Yen (Rp 508 juta) hanya untuk keperluan makan, transportasi, dan membeli perlengkapan sehari-hari. Hal ini tampaknya menjadi peluang tersendiri bagi eksportir luar negeri yang ingin mengembangkan sayap di Jepang.
Tujuan saya mempelajari bahasa Jepang untuk diri sendiri, yaitu untuk mengenal bahasa dan budaya negara Jepang, peluang mendapatkan beasiswa, menjalin hubungan pertemanan dengan orang jepang, travelling, memperluas peluang didunia kerja. Dengan saya mempelajari bahasa jepang saya jadi tertantang dan percaya diri untuk melamar di perusahaan jepang dengan mengincar jabatan tertinggi di perusahaan tersebut
Tujuan saya mempelajari bahasa jepang untuk negara, yaitu bisa membantu pemasukan uang negara melalui kita bekerja di perusahaan bidang pariwisata, karena orang jepang adalah wisatawan internasional (Dengan semua uang yang sekali pakai di saku mereka, sekitar 16,8 juta wisatawan Jepang berpergian ke luar negeri pada tahun 2004. Dalam sebuah survei, sekitar 94% dari pengunjung Jepang ke AS melaporkan belanja selama mereka tinggal, yang ternyata jumlahnya lebih daripada wisatawan-wisatawan negara-negara lain. Orang Jepang cenderung untuk membel barang dan jasa secara tunai. Sekitar 3,7 juta turis Jepang mengunjungi AS pada tahun 2004, kedua setelah Inggris di kalangan wisatawan luar negeri. Pengunjung dari Jepang menghabiskan sekitar$ 12,4 miliar di Amerika Serikat pada 2004, naik 24% dari tahun sebelumnya. Dengan pengetahuan tentang Jepang bisa membuat Anda masuk ke pasar tersebut. Dan tentunya pemahaman dan pengetahuan tersebut akan membuat kunjungan Anda ke Jepang akan lebih mudah dan jauh lebih menyenangkan), meningkatkan ekspor dengan cara menumbuhkan perdagangan VCD ke jepang tentang budaya mereka atau film-film anime buatan Indonesia.
Kendala dalam mempelajari bahasa jepang adalah Tidak mudah untuk di pelajari, contohnya dalam perbendaharaan yang asing, dan persyaratan peraturan suara dan bunyi yang sangat ketat yang bahkan banyak meminjam dari Bahasa Inggris, Perancis, dan Bahasa Jerman yang tampaknya tidak dapat dikenali. Dengan tiga sistem penulisan yang berbeda, ini benar-benar sulit untuk di baca dan menuliskannya. Dan juga, kendala sosial yang mungkin menjadi hambatan dalam sebuah interaksi.

Sumber :